?Rabu, 08 April 2009
stupit penpik,?
WARNING *lagi*: FANFIC INI BER-RATING NC21/STRAIGHT/1S!!!!! kalau merasa ga suka NC21 ga usah baca!!!
mianhae saranghae
Jae Mi merebahkan dirinya di sofa, dipandangi jam dinding di dekatnya "sudah pukul 11 malam, dan Jae Joong masi belum pulang juga.. ck! apa-apaan ini..." Jae Mi ngomel di dalam hatinya. jari-jari Jae Mi terus mengubah channel di televisi, dari sinetron, berita, film drama, musik, olahraga.. semua itu tidak membuat perasaan Jae Mi menjadi lebih baik.
Jae Joong adalah suami Jae Mi, pekerjaanya sebagai seorang artis memang menuntut Jae Joong untuk pulang larut malam, awalnya, Jae Mi memang masih bisa menerima itu, namun sekarang Jae Mi menginginkan Jae Joong untuk memberikan perhatian kepadanya. Jae Mi memberikan batas pada Jae Joong untuk bekerja sampai pukul 10 malam, dan ini sudah yang ke 3 kalinya dalam seminggu Jae Joong mengingkari perjanjian itu.
Terdengar suara deru mobil dari luar. "ah.. itu pasti Jae Joong.. hhhh...." Jae Mi beranjak dari sofa dan menuju pintu depan rumahnya. mobil BMW silver sudah terparkir di sana. "mianhaeyo aegiya.. aku ada janji dengan temanku, ini dia.. kenalkan" kata Jae Joong sambil menunjuk seseorang yang baru keluar dari mobilnya. seorang pria yang cukup tampan, pria itu tersenyum pada Jae Mi dan mengulurkan tangannya "kenalkan, aku Yoo Chun, Park Yoo Chun" Jae Mi tersenyum dan membalas jabatan tangannya "aku Jae Mi.. Han Jae Mi, namun sejak aku menikah dengannya, kini aku menjadi nyonya Kim" Jae Mi tersenym nakal sambil melirik Jae Joong. "ya ya... ayo masuk, aegiya, tolong siapkan minuman untuknya, Yoo Chun.. kau mau apa?" tanya Jae Joong "er... entahlah.. kopi? atau... bir?" Yoo Chun bicara sambil masuk ke dalam rumah Jae Joong dan Jae Mi.
Yoo Chun duduk di ruang tamu setelah dipersilahkan, sedangkan Jae Mi masuk ke arah dapur untuk mengambilkan 2 botol bir untuk Yoo Chun dan Jae Joong. di ruang tamu terjadi pembicaraan. "Jae Joong, kau memang sangat beruntung memiliki istri seperti dia, cantik dan baik" Yoo Chun mencolek tangan Jae Joong "kau bisa lihat sendiri.. dia tak mungkin selingkuh!" "hahahaha... bukankah itu bagus? dia peduli kan padamu? berarti kan dia sangat menyayangimu? dan tidak mungkin lagi ada kesempatan, Jae Joong?" belum sempat Jae Joong menjawab omongan Yoo Chun, Jae Mi terlihat keluar dari dapur sambil membawa 2 botol bir dan segelas sirup untuknya sendiri."ini, silahkan diminum" Jae Mi menyajikan bir itu di meja, Jae Mi akan meninggalkan mereka berdua, namun Jae Joong menarik tangan Jae Mi dan membuat Jae Mi jatuh di pangkuannya. "jangan pergi dulu sayang, duduklah sebentar, ikut ngobrol bersama kita" Jae Joong bicara sambil membelai rambut Jae Mi "hhh... yaya, tapi biarkan aku duduk di sebelahmu, aku merasa tidak nyaman duduk disini" Jae Mi menggeser posisinya. "pasangan yang sangat romantis" kata Yoo Chun sambil meminum birnya "sayang aku belum punya istri" Yoo Chun melanjutkan omongannya setelah meneguk birnya "tenanglah, tak mungkin pria setampan dirimu tidak ada yang menyukai, sebentar lagi saja, kau pasti akan mendapatkan istri" kata Jae Mi "hm... entahlah, aku hanya merasa tidak ada orang yang cocok bagiku" Yoo Chun menghela nafasnya "ah.. Jae Mi, sepertinya malam ini Yoo Chun akan menginap di rumah kita, aku ada banyak urusan dengannya, jadi bisakah kau membereskan kamar untuk Yoo Chun?" entah mengapa cara bicara Jae Joong terdengar sangat khawatir. Jae Mi hanya mengangguk dan tersenyum kepada Jae Joong dan Yoo Chun, dia melangkah ke arah dalam. "Jae Joong, kurasa aku ingin ke toilet, bisa kau tunjukkan dimana?" tanya Yoo Chun "ikuti saja Jae Mi, di dekat kamarmu ada kamar mandi" Jae Joong menunjuk ke arah dalam.
Yoo Chun melangkahkan kakinya. dia membayangkan sosok Jae Mi. dia merasa iri dengan Jae Joong yang bisa memiliki istri secantik Jae Mi, setelah keluar dari kamar mandi, Yoo Chun melewati kamarnya, ada Jae Mi di dalam sedang membereskan kasur. Yoo Chun memperhatikan Jae Mi dari ujung rambut hingga ujung kaki "hh... aku tidak boleh menyukainya,, aku tidak mungkin menyukainya.. jika aku menyukainya.. aku takkan mungkin bisa........." Yoo Chun bergumam pada dirinya sendiri, tanpa disadari Jae Mi melihatnya. "Yoo Chun-sshi? apa yang kau lakukan disini?" "ah?? tidak, aku baru saja dari toilet, dan aku ingin melihat kamarku" Yoo Chun bicara dengan nada gugup "oh... ya, ini kamarmu, aku sudah selesai membereskannya, kalau kau mau menggunakannya sekarang silahkan" kata Jae Mi sambil melangkah ke luar kamar. Yoo Chun menarik tangan Jae Mi sebelum menjauh "AH..." Jae Mi terkejut dengan perlakuan Yoo Chun, kini, Jae Mi berdiri benar-benar dekat dengan Yoo Chun, saing dekatnya, tubuh mereka sampai menempel, hanya wajah mereka yang masih berjarak. Yoo Chun menatap mata Jae Mi sangat dalam, detak jantung Jae Mi jadi tidak karuan. "Jae Mi-ah... u're so beautiful.. but why?" Yoo Chun berbisik, Jae Mi tidak bicara apa-apa. Yoo Chun melepaskan tangan Jae Mi saat mendengar ada langkah kaki mendekat.
Jae Joong muncul. "kalian sedang apa? kenapa lama sekali?" nada bicara Jae Joong terdengar agak sinis "aku... aku hanya berbincang sebentar dengan Jae Mi, tadi, setelah aku keluar dari toilet, Jae Mi baru keluar dari kamarku... Jae Joong.. aku ingin istirahat dulu" kata Yoo Chun dan langsung masuk ke kamarnya. "Jae Mi.. tolong jangan membohongi aku, walaupun aku sering melanggar perjanjian kita dengan pulang larut malam, aku masih sangat mencintaimu..." Jae Joong bicara pada Jae Mi sambil menggenggam tangannya. Jae Mi melirik Jae Joong dan tersenyum "tenanglah sayang.. aku berjanji padamu bahwa aku tidak akan mengkhianatimu" Jae Mi memeluk Jae Joong, sebuah kecupan hangat di bibir Jae Mi menghiasi cinta mereka.
pagi harinya. Jae Mi sudah bangun untuk mempersiapkan sarapan untuk Jae Joong dan Yoo Chun, saat Jae Mi sedang sibuk di dapur, seseorang memeluknya dari belakang. tangan yang tidak dikenal Jae Mi, tangan yang tidak biasanya, Jae Mi langsung membalikkan badannya. "apa-apaan kau?" Jae Mi tampak panik "tenang... aku hanya ingin mengucapkan selamat pagi" Yoo Chun tertawa, dia hanya mengenakan boxernya. "tapi bukan dengan itu caranya! kau membuatku kaget, hampir saja aku melempar roti ini" Jae Mi berkata setengah teriak "mianhae.. aku tak bermaksud membuatmu kaget" Yoo Chun membalikkan badannya dan duduk di meja makan "Jae Mi, bisakah aku minta segelas kopi?" Jae Mi hanya mengangguk dan melanjutkan kegiatannya di dapur. perasaan bingung menyelimuti dirinya, perlakuan Yoo Chun membuatnya tidak tenang. untunglah tak berapa lama Jae Joong keluar dari kamarnya, dia langsung menuju dapur dan menyapa istrinya "pagi aegiya" Jae Joong langsung memberikan sebuah kecupan di bibir dan leher Jae Mi. Jae Joong duduk di meja makan bersama Yoo Chun, mereka berbincang mengenai pekerjaan mereka, namun Jae Mi merasa ada kejanggalan diantara mereka berdua. Jae Mi sudah selesai membuat sarapan, dia membawa semua sarapan itu ke meja makan dan ikut duduk disana. mereka bertiga menghabiskan sarapan dengan cepat dan memulai pembicaraan.
"kalian sudah biasa melakukan hal tadi setiap pagi?" Yoo Chun membuka pembicaraan "yah, tentu saja, aku sangat mencintai Jae Mi..." Jae Joong menjawab dengan nada yang tidak biasa sambil menggenggam tangan Jae Mi. "hh.. cinta..." Yoo Chun melengos pergi menuju kamarnya untuk mengambil baju dan mandi. Jae Mi dan Jae Joong saling bertatapan, perasaan Jae Mi mengatakan bahwa ada sesuatu yang salah diantara mereka.
Jae Joong dan Yoo Chun bersiap akan pergi untuk bekerja, di depan pintu rumah, Jae Joong mengucapkan salam perpisahan pada Jae Mi "au pergi dulu, kali ini aku berjanji, aku takkan pulang lebih malam dari jam 10, bahkan mungkin sebelum jam 8 aku sudah akan ada di rumah" "aku pegang janjimu sayang.." Jae Joong mencium Jae Mi dan menarik Yoo Chun untuk segera berangkat.
saat Jae Mi sendiri, dia masuk ke kamar Yoo Chun. dia menemukan beberapa lembar kertas yang tidak terlalu dia mengerti, namun pada surat itu terdapat tanda tangan Jae Joong. "apa ini? kenapa Jae Joong menandatanganinya? apakah Jae Joong membuat perjanjian dengannya?" semua pertanyaan itu terus mengganggu Jae Mi, dia menggenggam erat kalung pemberian Jae Joong yang menggantung di lehernya. liontin berbentuk hufur "J" itu adalah hadiah pertama Jae Joong untuknya.
sekitar pukul 8.15, terdengar suara mobil di depan rumah, Jae Joong sudah pulang, dan lagi-lagi membawa Yoo Chun. Jae Mi semakin tidak mengerti, apa maksud semua ini? apakah Yoo Chun tidak memiliki rumah di sini? sehingga dia harus terus menginap di rumahnya?
suasana kali ini tampak berbeda dari biasanya, air muka Jae Joong tampak sedih sedangkan Yoo Chun tampak seperti habis memenangkan sesuatu, senyum sinis selalu menghiasi wajah Yoo Chun. mereka bertiga berkumpul di ruang tengah. "Jae Mi... apakah...." Jae Joong tidak melanjutkan kalimatnya "kenapa?" Jae Mi mulai menangkap ada yang salah pada hari ini "apakah.. kau.... benar-benar mencintaiku?" Jae Joong bicara dengan nada gemetar 'tentu saja, apalagi yang harus kau pertanyakan? demi dirimu aku rela melakukan apa saja sayang.." Jae Mi menatap Jae Joong "kalau begitu.. bagus" Yoo Chun tiba-tiba bangun dari tempat duduknya, dia langsung menarik tangan Jae Mi "apa-apaan ini??? Jae Joong??? Yoo Chun??? apa yang kalian lakukan?" Jae Mi berusaha melepaskan tangannya dari Yoo Chun. "mianhae aegiya.. aku tak bisa melakukan hal lain selain ini..." Jae Joong menunduk, dia tidak berani menatap Jae Mi "buka bajumu!!!!!" Yoo Chun berteriak pada Jae Mi "hah?? aku tidak mau!!!! kau bukan suamiku! aku hanya memberikan semuanya pada dia!!!" Jae Mi berusaha menolak "aegiya... tolong... patuhi omongan Yoo Chun... semakin kau menolak, semakin rumit semuanya..." Jae Joong memohon "tapi...." Jae Mi sudah hampir menangis, Jae Joong menganggukan kepalanya.
-------------------------------------------------------------------------------Jae Mi dengan terpaksa mengikuti perintah Yoo Chun. dia melepaskan semua yang menempel di badannya, kecuali kalung kesayangannya. air mata mulai mengalir di pipi Jae Mi , Jae Joong hanya bisa menunduk sambil menghindari bertatapan langsung dengan istrinya, dan Yoo Chun tertawa sadis "hahahhaa.. bagus Jae Mi, tunjukkan semua cintamu pada suamimu yang bodoh ini, sekarang.. malam ini.. kau milikku, patuhi semua perintahku, atau..... ah.. tak perlu aku jelaskan sekarang.." Yoo Chun mendekati Jae Mi dan mulai menciuminya, Jae Mi tidak bisa menolak, dia takut akan Yoo Chun dan khawatir akan keselamatan dirinya sendiri begitu juga dengan Jae Joong. ciuman Yoo Chun semakin liar, kini mulai menggerayangi leher Jae Mi, sedangkan tangannya mulai meremas dada Jae Mi. kaki Yoo Chun menahan kaki Jae Mi, dilebarkannya paha Jae Mi sehingga dia dapat melihat daerah kewanitaan Ja eMi dengan bebas. lidah Yoo Chun mulai menikmati dada Jae Mi. Jae Joong tidak diperbolehkan kemana-mana oleh Yoo Chun, dia harus terus tersiksa melihat istrinya digunakan oleh orang lain.
Yoo Chun mulai membuka pakaiannya sendiri. Jae Mi mulai gemetaran saat melihat milik Yoo Chun, "kenapa Jae Mi? kau ketakutan? bukankah kau sudah sering melakukan ini dengan suamimu?" Yoo Chun mendekati Jae Mi dan kembali memeluknya. Jae Mi hanya bisa terdiam dan menangis, dia tidak berani menjawab perkataan Yoo Chun. Yoo Chun menarik Jae Mi dan merebahkannya di sofa, dengan paksa, Yoo Chun membuka mulut Jae Mi dan memasukkan batang kelaki-lakiannya ke dalam mulut Jae Mi. Jae Joong menutup matanya, dia tidak kuat melihat istrinya diperlakukan seperti itu, namun dia tidak bisa melarang Yoo Chun untuk melakukannya. Yoo Chun terus bergerak maju mundur di atas kepala Jae Mi, kedua tangan Jae Mi menggenggam erat pinggiran sofa, air matanya terus mengalir, sesekali dia tersedak oleh batang kelaki-lakian Yoo Chun.
setelah merasa mulai terangsang, Yoo Chun mengeluiarkannya dari mulut Jae Mi, dia memperhatikan Jae Mi yang terlentang pasrah di sofa, lalu melirik Jae Joong yang hanya bisa terdiam di sofa lainnya. "Jae Joong-yah!! kau tau? aku merasa iba padamu.. jadi aku takkan melakukannya sendiri.. bantu aku!" kata Yoo Chun "apa maksudmu?" Jae Joong berdiri dari sofa "kau bantu aku! maka kita berdua akan melakukannya pada Jae Mi.. aku takkan mengambil bagianmu" "aku... aku tak sanggup untuk menyiksa dia.. Yoo Chun.." Jae Joong menggeleng pelan "jadi kau tak mau? kalau begitu, walaupun aku telah mendapatkan istrimu, aku takkan membatalkan itu semua.." Yoo Chun berkata dengan tenang "tolonglah... aku tak mungkin melakukan itu.." Jae Joong berlutut di depan Yoo Chun "kau berlutut sampai bergulingan di depankupun aku akan tetap pada pendirianku, kau bantu aku, atau aku takkan membatalkannya, lagipula, kau kan sudah sering melakukan ini dengannya" Yoo Chun melihat ke arah Jae Mi yang masih tetap menangis "hhh...... baiklah.. apa yang harus aku lakukan?" Jae Joong kehilangan pilihan "bagus.. buka bajumu sekarang, dan lakukan apa yang biasa kalian lakukan" perintah Yoo Chun, dengan terpaksa Jae Joong membuka bajunya dan mulai mendekati Jae Mi.
"mianhae..." bisik Jae Joong sebelum memulainya, Jae Mi hanya mengangguk walau dia tau hari ini akan menjadi hari terburuknya. Jae Joong mulai memasukkan kelaki-lakiannya ke mulut Jae Mi, Yoo Chun bergerak mendekat. dia melebarkan kaki Jae Mi, Yoo Chun memasukkan jarinya ke lubang kewanitaan Jae Mi, rasa sakit menyerang tubuh Jae Mi, namun Jae Mi harus berusaha menahannya. air mata terus membasahi pipinya, sedangkan Jae Joong terus berada di atasnya. Jae Joong melepaskannya dari mulut Jae Mi, dia melihat apa yang Yoo Chun perbuat pada istrinya, hatinya benar-benar terluka, namun dia tidak bisa melakukan apa-apa. suara teriakan dan desahan Jae Mi semakin mengiris hati Jae Joong. Yoo Chun mengeluarkan jarinya yang sudah basah "Jae Mi, bangunlah sebentar" kata Yoo Chun, Jae Mi menuruti semua perkataanya. Jae Mi berdiri dari sofa, Yoo Chun menduduki sofa itu, dan langsung menarik Jae Mi. kini mereka melakukan anal seks, desahan demi desahan terus terdengar dari mulut Jae Mi, "Jae Joong.. hhh... hh... masukkan segera milikmu!!!!! hh.... hhh..... tunggu apa lagi bodoh!!!" kata Yoo Chun sambil menahan badan Jae Mi dan terus melakukan gerakan maju mundur. Jae Joong mendekati Jae Mi dan mulai melakukan aktivitasnya, dia mulai memasukkan batang kelaki-lakiannya ke dalam lubang kewanitaan Jae Mi, Jae Mi berteriak kesakitan saat Jae Joong mencapai bagian terdalamnya.
Jae Mi diapit 2 pria yang kini merasakan tubuhnya, teriakan kesakitannya tidak membantunya untuk lepas dari semua penderitaan ini, Yoo Chun yang terus menggerakan badannya membuat Jae Mi semakin kesakitan, sedangkan Jae Joong secara terpaksa ikut menggerakan pinggulnya. entah sudah berapa lama Jae Mi terus diperlakukan seperti ini dengan Yoo Chun dan Jae Joong. Jae Joong mengeluarkan batang kelaki-lakiannya dari lubang kewanitaan Jae Mi, Jae Joong sudah mengalami orgasme yang sangat hebat, air maninya membasahi daerah kewanitaan Jae Mi, Yoo Chun pun mulai merasakan hal yang sama, dia mendorong Jae Mi hingga terjatuh dari sofa dan memasukkan batang kelaki-lakiannya ke dalam mulut Jae Mi, lagi-lagi Jae Mi tersedak dengan air mani Yoo Chun yang melewati tenggorokannya.
Yoo Chun berdiri dengan tegak dan memungut pakaiannya dan mengenakannya di tubuhnya "kalian berdua memang hebat.. terimakasih Jae Mi, Jae Joong, baiklah.. aku akan membatalkannya.. sekarang aku akan pulang.." Yoo Chun melangkah melewati Jae Mi ke arah pintu keluar, di pintu, dia tersenyum dan melambaikan tangannya, lalu menutup pintu.
-----------------------------------------------------------"apa sebenarnya yang terjadi?" Jae Mi bertanya pada Jae Joong dengan sisa tenaganya "aku..... erm.... aku... aku minta maaf..." Jae Joong tidak berani menatap Jae Mi "jelaskan padaku.. kenapa aku melihat surat dengan tanda tanganmu di kamar Yoo Chun?" Jae Mi mengguncang badan Jae Joong "aku melakukan perjanjian bodoh dengannya, aku sedang mabuk.. aku lupa.. aku tidak dengar apa yang dia katakan.. aku menandatangani surat itu.. kemarin, aku membaca isi surat itu.. dan ternyata, dia mngatakan bahwa dia ingin merasakan dirimu, aku sendiri tidak mengerti.. kenapa aku dengan bodohnya.. aku...." Jae Joong tidak bisa melanjutkan kata-katanya.
Jae Joong memeluk Jae Mi yang menangis "mianhae.... mianhae.... mianhae...." Jae Joong terus mengucapkan kata itu. Jae Mi hanya mengangguk sambil terus menangis di pelukan Jae Joong "tapi.. ini sudah berakhir kan?" Jae Joong hanya mengangguk. anggukan Jae Joong menenangkan Jae Mi. mereka membersihkan diri dan mengenakan pakaiannya.
hari itu, adalah hari terburuk bagi Jae Mi, namun... itu takkan terulang lagi, janji Jae Joong telah terucap untuk terus menjaga Jae Mi.
=================================================
akhirnya nggantung ga yah?
au ah lap
gw rungsing ngetiknya..
BABIIIIIIIIIIIIII
hahahha..
ga usah dibaca deh ahahhaa XDD
komen di tag board boleh
___WORTEL BUSUK ABIS NGEPOST___